Teori dan Strategi

Pembelajaran Pendidikan

Teknologi dan Kejuruan

 

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Muchlas, M.T.

Program Studi Pendidikan Guru Vokasi S2

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Ahmad Dahlan

 

TUGAS PORTOFOLIO PRIBADI -8 ( 25 Mei 2024)

Penyusun : 2308049028_Sri Mulyani

Setelah mengikuti kuliah ini saya mendapatkan pengetahuan tentang :

 

Pengembangan Bahan Ajar

a.     Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training). Bahan ajar bukan hanya berbentuk buku atau modul saja, tetapi bisa berbentuk lain. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Menurut Bernd Weidenmann, 1994 dalam buku Lernen mit Bildmedien (Ati Sumiati, 2017) mengelompokkan menjadi tiga besar, pertama auditiv yang menyangkut radio (Rundfunk), kaset (Tonkassette), piringan hitam (Schallplatte). Kedua yaitu visual (visuell) yang menyangkut Flipchart, gambar (Wandbild), film bisu (Stummfilm), video bisu (Stummvideo), program komputer (Computer-Lern-programm), bahan tertulis dengan dan tanpa gambar (Lerntext, mit und ohne Abbildung). Ketiga yaitu audio visual (audiovisuell) yang menyangkut berbi-cara dengan gambar (Rede mit Bild), pertunjukan suara dan gambar (Tonbildschau), dan film/video. Guru sering menggunakan bahan ajar seperti yang diutarakan oleh Bernd Weidenmann, tetapi bahan ajar juga harus mengikuti perkembangan zaman. Pada hasil penelitian (Made Candiasa, 2014) menyatakan bahwa bahan ajar online dan mengakses internet dengan menggunkan fasilitas Search Engine dapat membuat peserta didik dapat meningkatkan prestasi dan menambah pengetahuannya dalam menggunakan internet.

b.     Tujuan Penyusunan Bahan Ajar

Bahan ajar disusun dengan tujuan:

1.     Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.

2.     Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

3.     Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran

Bahan ajar harus membimbing peserta didik dalam proses belajar, mulai dari memperkenalkan konsep, mengembangkan pemahaman, hingga menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, latihan-latihan, dan tugas-tugas yang sesuai. tujuan penyusunan bahan ajar adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Bahan ajar yang baik dapat membantu peserta didik belajar lebih efektif, mencapai prestasi yang lebih baik, dan memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi.

c.      Manfaat Penyusunan Bahan Ajar Bagi Guru dan Siswa

Manfaat Penyusunan Bahan Ajar

Bagi guru

Bagi siswa

1.   Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik,

2.   Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh,

3.   Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi,

4.   Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar,

5.   Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.

6.   Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

1.    Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

2.    Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.

3.    Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya

Manfaat  lain  penyusunan bahan ajar adalah :

a.    Menghemat waktu guru dalam mengajar. Adanya bahan ajar, siswa dapat ditugasi mempelajari terlebih dahulu topik atau materi yang akan dipelajarinya, sehingga guru tidak perlu menjelaskan secara rinci lagi.

b.   Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator. Adanya bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran maka guru lebih bersifat memfasilitasi siswa dari pada penyampai materi pelajaran.

c.    Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif. Adanya bahan ajar maka pembelajaran akan lebih efektif karena guru memiliki banyak waktu untuk membimbing siswanya dalam memahami suatu topik pembelajaran, dan juga metode yang digunakannya lebih variatif dan interaktif karena guru tidak cenderung berceramah. (Ina Magdalena, dkk. 2020)

Manfaat yang lain bagi siswa adalah:

1.   Siswa dapat belajar tanpa kehadiran/harus ada guru

2.   Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja dikehendaki

3.   Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan sendiri.

4.   Siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri. (Ina Magdalena, dkk. 2020)

 

 

d.     Prinsip Penyusunan Bahan Ajar

Prinsip penyusunan bahan ajar :

1.     Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak,

2.     Pengulangan akan memperkuat pemahaman

3.     Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta didik

4.     Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar

5.     Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu.

6.     Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus mencapai tujuan

Akhmad  Sudrajat  (2008)  juga  menambahkan  ada  beberapa  prinsip  yang  perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip tersebut adalah:

a.    Prinsip  relevansi.  Prinsip  relevansi  artinya  keterkaitan.  Materi  pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar  kompetensi  dan  kompetensi  dasar.  Sebagai  misal,  jika  kompetensi yang   diharapkan   dikuasai   siswa   berupa   menghafal   fakta,   maka   materi pembelajaran  yang  diajarkan  harus  berupa  fakta  atau  bahan  hafalan.  Masnur Muslich  (2007:  25)  juga  menambahkan  relevansi  merupakan  kesesuaian  atau keserasian   antara   Silabus   dengan   kebutuhan   dan   tuntutan   kehidupan masyarakat pemakai lulusan.

b.   Prinsip  konsistensi.  Prinsip  konsistensi  artinya  keajegan.  Jika  kompetensi dasar  yang  harus  dikuasai  siswa  empat  macam,  maka  bahan  ajar  yang  harus diajarkan juga harus meliputi empat macam prinsip   kecukupan.   Prinsip   kecukupan   artinya   materi   yang   diajarkan hendaknya  cukup  memadai  dalam membantu  siswa  menguasai  kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.   Jika   terlalu   sedikit   akan   kurang   membantu   mencapai   standar kompetensi  dan  kompetensi  dasar.  Sebaliknya,  jika  terlalu  banyak  akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya

 

e.      Bentuk Bahan Ajar

Bentuk bahan ajar :

Ada dua bentuk bahan pembelajaran yaitu:

1.     Bahan Pembelajaran yang “didesain” lengkap, artinya Bahan Pembelajaran yang memuat semua komponen pembelajaran secara utuh, meliputi: tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai, kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa, materi pembelajaran yang disusun secara sistematis, ilustrasi/media dan peraga pembelajaran, latihan dan tugas, evaluasi, dan umpan balik. Contoh kelompok bahan pembelajaran ini adalah, modul pembelajaran, audio pembelajaran, video pembelajaran, pembelajaran berbasis computer, pembelajaran berbasis Web/internet.

2.     Bahan Pembelajaran yang “didesain” tidak lengkap, artinya Bahan Pembelajaran yang didesain dalam bentuk komponen pembelajaran yang terbatas, seperti dalam bentuk sumber belajar, media pembelajaran atau alat peraga yang digunakan sebagai alat bantu ketika tenaga pendidik dan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran. Contoh kelompok bahan pembelajaran ini meliputi, pembelajaran dengan berbagai alat peraga, belajar dengan transparansi, belajar dengan buku teks, peta, globe, model kerangka manusia, dan sebagainya  (Hernawan, H.A., dkk. 2020).

f.      Cakupan Bahan Ajar

Cakupan bahan ajar :

1.     Judul, MP, SK, KD, Indikator, Tempat

2.     Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)

3.     Tujuan yang akan dicapai

4.     Informasi pendukung

5.     Latihan-latihan

6.     Petunjuk kerja

7.     Penilaian

Cakupan bahan ajar mengacu pada luas dan kedalaman materi pembelajaran yang akan disampaikan dalam suatu mata pelajaran. Cakupan bahan ajar harus sesuai dengan kurikulum, kebutuhan peserta didik, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

 

g.     Penyusunan Peta Bahan Ajar

Berikut disampaikan contoh peta penyusunan bahan ajar mata Pelajaran Azas Teknik Kimia


h.     Alur Analisis Penyusunan Bahan Ajar

Berikut contoh alur analisis Penyusunan Bahan Ajar dengan kurikulum 2013

i.       Perbedaan Bahan Ajar dan Buku Teks

Yezita (2012: 55) yang menyatakan bahwa “bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis”. Bahan ajar adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2008: 141). Jadi, bahan ajar adalah kumpulan dari segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis dan digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Buku teks atau buku pelajaran adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran dan perkembangan siswa untuk diasimilasikan. Buku ini dapat dipakai sebagai sarana belajar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah (Agustina, 2011: 10).

Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan bahan ajar dan buku teks

Tujuan Penyusunan

Bahan ajar: Disusun untuk membantu proses belajar mengajar agar lebih efektif dan efisien. Bahan ajar harus sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan peserta didik

Buku teks: Disusun untuk menyajikan informasi tentang suatu bidang ilmu secara lengkap dan mendalam. Buku teks tidak selalu sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan peserta didik di suatu sekolah atau lembaga pendidikan tertentu

Struktur dan Isi

Bahan ajar: Memiliki struktur dan isi yang lebih terarah pada pencapaian tujuan pembelajaran. Bahan ajar biasanya lebih singkat dan lebih fokus pada materi esensial

Buku teks: Memiliki struktur dan isi yang lebih komprehensif. Buku teks biasanya lebih panjang dan memuat lebih banyak informasi, termasuk informasi yang tidak selalu relevan dengan kebutuhan peserta didik di suatu sekolah atau lembaga pendidikan tertentu

Bahasa dan Gaya Penulisan

Bahan ajar: Menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Gaya penulisan bahan ajar biasanya lebih komunikatif dan interaktif

Buku teks: Menggunakan bahasa yang lebih formal dan akademis. Gaya penulisan buku teks biasanya lebih deskriptif dan naratif

Aktivitas Pembelajaran

Bahan ajar: Biasanya dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik dalam memahami materi. Aktivitas pembelajaran ini dapat berupa pertanyaan-pertanyaan, latihan-latihan, tugas-tugas, dan proyek

Buku teks: Biasanya tidak dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran. Namun, buku teks dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk menyelesaikan aktivitas pembelajaran yang terdapat dalam bahan ajar

Pengguna

Bahan ajar: Digunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar.

 

Buku teks: Digunakan oleh mahasiswa, peneliti, dan pembaca umum yang ingin mempelajari suatu bidang ilmu secara mendalam

Kelebihan

Bahan ajar:

·      Lebih sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan peserta didik

·      Lebih mudah dipahami oleh peserta didik

·      Dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran

Buku teks:

·      Lebih komprehensif

·      Lebih mendalam

·      Dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk berbagai keperluan

Kekurangan

Bahan ajar :

  • Kurang komprehensif
  • Kurang mendalam

Buku Teks :

  • Kurang sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan peserta didik
  • Kurang mudah dipahami oleh peserta didik
  • Tidak dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran

j.      Evaluasi Bahan Ajar

Evaluasi bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pengembangan dan penyempurnaan bahan ajar. Dengan melakukan evaluasi, dapat dipastikan bahwa bahan ajar yang digunakan berkualitas dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi bahan ajar merupakan langkah penting dalam memastikan efektivitas dan kualitas bahan ajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berikut beberapa aspek yang perlu dievaluasi dalam bahan ajar:

1. Kesesuaian dengan Kurikulum

Bahan ajar haruslah selaras dengan kurikulum yang berlaku, baik dalam hal tujuan pembelajaran, cakupan materi, maupun tingkat kesulitan. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan bahan ajar dengan dokumen kurikulum yang telah ditetapkan.

2. Kejelasan dan Ketepatan Materi

Materi dalam bahan ajar haruslah disajikan dengan jelas, logis, dan mudah dipahami oleh peserta didik. Materi juga harus akurat dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru.

3. Kecocokan dengan Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan dalam bahan ajar haruslah sesuai dengan karakteristik materi dan peserta didik. Metode pembelajaran yang tepat dapat membantu peserta didik memahami materi dengan lebih baik dan mencapai tujuan pembelajaran.

4. Keefektifan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan dalam bahan ajar haruslah menarik, mudah dimengerti, dan relevan dengan materi pembelajaran. Media pembelajaran yang tepat dapat membantu meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik.

5. Keterampilan Penulis Bahan Ajar

Penulis bahan ajar haruslah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang materi pembelajaran. Penulis juga haruslah memiliki kemampuan untuk menyusun bahan ajar dengan bahasa yang mudah dipahami dan menarik bagi peserta didik.

6. Kelengkapan Komponen Bahan Ajar

Bahan ajar haruslah memiliki komponen yang lengkap, seperti tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

7. Kecocokan dengan Tingkat Perkembangan Peserta Didik

Bahan ajar haruslah dirancang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Hal ini dapat dilihat dengan mempertimbangkan usia, kemampuan belajar, dan latar belakang peserta didik.

8. Kemudahan Akses dan Penggunaan

Bahan ajar haruslah mudah diakses dan digunakan oleh peserta didik. Bahan ajar dapat dicetak, dipublikasikan secara online, atau dibagikan dalam bentuk elektronik.

9. Efektivitas Pencapaian Tujuan Pembelajaran

Efektivitas bahan ajar dapat dilihat dengan mengukur pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian tujuan pembelajaran dapat diukur melalui tes, observasi, atau penilaian portofolio.

10. Umpan Balik dari Pengguna

Umpan balik dari pengguna bahan ajar, baik dari peserta didik maupun guru, sangat penting untuk meningkatkan kualitas bahan ajar. Umpan balik dapat diperoleh melalui survei, wawancara, atau diskusi kelompok.

Metode Evaluasi Bahan Ajar

Terdapat berbagai metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi bahan ajar, antara lain:

·        Analisis Dokumen: Metode ini dilakukan dengan menganalisis isi bahan ajar, seperti tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran.

·        Uji Coba: Metode ini dilakukan dengan mencoba bahan ajar dengan sekelompok kecil peserta didik. Hasil uji coba dapat digunakan untuk memperbaiki bahan ajar sebelum digunakan secara luas.

·        Survei: Metode ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada peserta didik dan guru untuk mengetahui pendapat mereka tentang bahan ajar.

·        Wawancara: Metode ini dilakukan dengan mewawancarai peserta didik dan guru untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang pengalaman mereka dalam menggunakan bahan ajar.

·        Diskusi Kelompok: Metode ini dilakukan dengan mengadakan diskusi kelompok dengan peserta didik dan guru untuk membahas kelebihan dan kekurangan bahan ajar.

 

k.     Rambu-rambu Penyusunan Bahan Ajar: LKS

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu bentuk bahan ajar cetak. LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas berupa pertanyaan-pertanyaan dan langkah-langkah kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah yang harus dijawab dan dikerjakan oleh siswa yang bertujuan untuk memberikan kemudahan siswa dalam memahami materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Majid (2012:176) menyatakan bahwa LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.

Langkah-langkah penulisan LKS :

1.     Melakukan analisis kurikulum; SK, KD,

2.     Indikator dan materi pembelajaran.

3.     Menyusun peta kebutuhan LKS

4.     Menentukan judul LKS

5.     Menulis LKS

6.     Menentukan alat penilaian

 

Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut:

1) Judul

2) Petunjuk belajar (Petunjuk siswa)

3) Kompetensi yang akan dicapai

4) Informasi pendukung

5) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja

6) Penilaian

 

l.       Karakteristiek dan Kerangka Modul

Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar (Setiyadi, 2017:104). Modul harus disusun secara sistematis artinya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, karakteristik dan kebutuhan sehingga siswa dapat belajar secara mandiri (Asrizal, 2013: 31). Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga bagian-bagian /kerangka  modul menurut Depdiknas (2010:35), yaitu:

1) Judul/identitas

2) Petunjuk Belajar

3) SK/KD

4) Materi Pembelajaran

5) Informasi pendukung

6) Paparan isi materi

7) Latihan

8) Tugas/Langkah Kerja

9) Penilaian

Karkaterisitik Modul Ajar

Karakteristik modul dapat diketahui dari formatnya yang disusun atas dasar:

1) Prinsip-prinsip desain pembelajaran yang berorientasi kepada tujuan (objective model)

2) Prinsip belajar mandiri

3) Prinsip belajar maju berkelanjutan (continuous progress)

4) Penataan materi secara modular yang utuh dan lengkap (self contained)

5) Prinsip rujuk silang (cross referencing) antar modul dalam mata pelajaran

6) Penilaian belajar mandiri terhadap kemajuan belajar (self-evaluation).

 

Karakteristik modul, yaitu:

1)   Self Instructional merupakan karakteristik yang terpenting dalam sebuah modul. Modul dapat dikatakan memenuhi karakteristik tersebut apabila modul mampu membelajarkan siswa secara mandiri tanpa memerlukan pihak lain secara utuh. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul harus:

a)       berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas.

b)      berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/ spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas.

c)       menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran.

d)      menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat penguasaannya.

e)       kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya.

f)        menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.

g)      terdapat rangkuman materi pembelajaran.

h)      terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan penggunaan diklat melakukan „self assessment.

i)        terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi.

j)        terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya menge- tahui tingkat penguasaan materi.

k)      tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud ( Tim Penyusun, 2008 ).

2)    Self contained apabila dalam modul tersebut berisi satu unit atau sub unit pembelajaran yang keseluruhan materinya termuat dalam modul tersebut secara utuh. Tujuannya adalah agar siswa dapat mempelajari materi secara tuntas. Jika dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.

3)   Stand alone adalah modul yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar atau media lainnya. Siswa tidak perlu menggunakan bahan ajar lain ketika menggunakan modul tersebut. Jika siswa masih bergantung dengan bahan ajar, atau media lainnya, maka modul tersebut tidak termasuk sebagai bahan ajar yang berdiri sendiri.

4)   Adaptif. Modul hendaknya memiliki daya adaptif dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Pemberian konten yang mendukung pembelajaran dalam sebuah modul seperti audio, visual atau audio visual merupakan contoh dari karakteristik adaptif modul. Melalui karakteristik ini, mendukung modul untuk 15 bisa berdiri sendiri karena konten tersebut disajikan di dalam sebuah modul, tidak dengan media lainnya.

5)   User Friendly. Modul dikatakan memiliki karakteristik seperti ini apabila modul bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly

 

m.   Procedur Penyusunan Modul

Link penyusunan modul ajar dapat klik link berikut : https://youtu.be/8185coHXLKc

Penyusunan sebuah modul pembelajaran diawali dengan urutan kegiatan sebagai berikut:

1.      Menetapkan judul modul yang akan disusun

2.      Menyiapkan buku-buku sumber dan buku referensi lainnya

3.      Melakukan identifikasi terhadap kompetensi dasar, melakukan kajian terhadap materi pembelajarannya, serta merancang bentuk kegiatan pembelajaran yang sesuai.

4.      Mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi dan merancang bentuk dan jenis penilaian yang akan disajikan

5.      Merancang format penulisan modul

6.      Penyusunan draf modul.

Dalam bagan digambarkan sebagai berikut :

n.     Kiat Menyusun Modul yang Baik

Penyusunan modul memperhatikan beberapa prinsip-prinsip yang memenuhi tujuan penyusunannya, diantaranya:

1.      Disusun dari materi yang mudah untuk memahami yang kebih sulit, dan dari yang konkret  untuk memahami yang semikonkret dan abstrak

2.      Menekankan pengulangan untuk memperkuat pemahaman

3.      Umpan balik yang positif akan memberikan penguatan terhadap siswa

4.      Memotivasi adalah salah satu upaya yang dapat menentukan keberhasilan belajar

5.      Latihan dan tugas untuk menguji diri sendiri.

o.     Cara Membuat Bahan Ajar Berbasis Youtube

Youtube bermanfaat untuk pembelajaran yang menarik,kreatif dan menyenangkan. Dapat mudah dipahami,dimengerti, informatif lebih praktis untuk dijadikan sebagai media pembelajaran (Jusmaniar, Marsia, & Sitti 2022) situs ini sangat membantu sehingga bisa memberikan pengaruh terhadap Pendidikan (Erik, Alia, Junaidi, 2019). Selain itu, media youtube bisa dinilai dapat menyampaikan sesuatu hal bisa dicermati dan didengar (Yusi Kamhar & Lestari, 2019) Kelebihan serta kekurangan pada suatu media bisa sebagai umpan balik perkembangan media tersebut. Adapun kelebihan youtube adalah tersedianya berbagai type video yang beraneka ragam yang bisa membantu seseorang Video Maker terinspirasi (Abdullah, 2018) masih adanya video yang tidak pantas ditonton, masih adanya kekerasan pengucapan yang tidak benar (Faqih, Nadjib, & Andamir, 2016)

1.     Langkah-langkah dalam membuat bahan ajar berbasis YouTube :
Tentukan Topik dan Tujuan Pembelajaran, identifikasi topik dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2.     Pastikan konten bahan ajar sesuai dengan kurikulum dan dapat membantu peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan.
Buat Rencana Konten,

3.     Membuat rencana atau outline konten video yang akan dibuat.

4.     Tentukan durasi video, struktur penyampaian, contoh-contoh, dan evaluasi yang akan digunakan.

5.     Siapkan Peralatan, Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, seperti kamera, mikrofon, tripod, software editing video, dan lain-lain.

6.     Pastikan kualitas audio dan visual yang baik.

7.     Rekam Video Pembelajaran, Mulailah merekam video sesuai dengan rencana konten yang telah dibuat. Pastikan penyampaian materi jelas, sistematis, dan interaktif.

8.     Edit Video,MeLakukan editing video untuk memoles konten agar lebih menarik. Tambahkan animasi, grafik, transisi, dan elemen multimedia lainnya.

9.     Unggah Video ke You Tube Setelah selesai editing, unggah video tersebut ke kanal YouTube.

10.  Beri judul, deskripsi, dan tag yang relevan agar mudah ditemukan.

11.  Integrasikan dengan Pembelajaran, mengIntegrasikan video YouTube ke dalam strategi pembelajaran di kelas.

12.  Berikan tugas-tugas terkait video untuk memastikan peserta didik mempelajari kontennya.

13.  Lakukan Evaluasi dan Perbaikan, megevaluasi efektivitas video pembelajaran melalui umpan balik peserta didik.

14.  Perbaiki dan kembangkan konten video berdasarkan kebutuhan dan masukan.
langkah-langkah tersebut, diharapkan bahan ajar berbasis YouTube dapat menjadi sumber belajar yang menarik, interaktif, dan efektif bagi peserta didik.

Aplikasi untuk membuat video pembelajaran :
1. PowerPoint
2. Studio animasi
3. Powtoon
4. Kinemaster
5. FilmoraGo
6. InShot
7. YouCut

Tutorial dapat dilihat pada link youtub berikut : https://youtu.be/NDNt44uAg-Y

p.     Cara membuat Bahan Ajar Berbasis Website

Membuat bahan ajar berbasis website adalah cara yang efektif untuk menyampaikan materi pembelajaran secara online. Bahan ajar ini dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja, sehingga memudahkan proses belajar mengajar. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk membuat bahan ajar berbasis website:

1. Perencanaan

·        Tentukan tujuan dan sasaran pembelajaran Apa yang ingin Anda capai dengan bahan ajar ini? Apa yang harus dipelajari oleh peserta didik?

·        Analisis audiens Siapa yang akan menggunakan bahan ajar ini? Apa tingkat pengetahuan dan keterampilan mereka?

·        Pilih topik dan materi Apa yang akan Anda bahas dalam bahan ajar ini? Bagaimana Anda akan menyusun materinya?

·        Pilih platform dan tools Platform apa yang akan Anda gunakan untuk membuat website? Tools apa yang Anda perlukan untuk membuat konten?

2. Pengembangan

·        Buat struktur website Bagaimana Anda akan mengatur konten di website? Halaman apa saja yang akan Anda buat?

·        Buat konten Tulislah materi pembelajaran dengan jelas dan ringkas. Gunakan multimedia seperti gambar, video, dan audio untuk membuat materi lebih menarik.

·        Desain website Buatlah website yang menarik dan mudah dinavigasi. Gunakan warna, font, dan gambar yang sesuai dengan target audiens.

·        Uji coba website Pastikan website Anda berfungsi dengan baik dan mudah diakses. Mintalah orang lain untuk mengujinya dan berikan masukan.

3. Implementasi

·        Publikasikan website Buatlah website Anda dapat diakses oleh publik.

·        Promosikan website Berikan informasi tentang website Anda kepada target audiens. Anda dapat menggunakan media sosial, email, atau website lain untuk mempromosikannya.

·        Evaluasi dan revisi Pantau penggunaan website Anda dan dapatkan masukan dari pengguna. Gunakan masukan ini untuk memperbaiki dan meningkatkan website Anda.

Tutorial dapat dilihat pada link berikut : https://youtu.be/B9-ft_pplIo

q.     Cara Membuat Bahan Ajar Berbasis Social Media

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated contens.  Fungsi aplikasi ini adalah untuk memudahkan manusia berinteraksi satu dengan lainnya. Aplikasi media sosial ada banyak,  seperti facebook,  twitter, instagram,  dll. Fitur-fitur yang dikembangkan media sosial setiap hari disempurnakan oleh pengembangnya. Fiturfitur yang ada pada media sosial ini menentukan jenis/kelompok media sosial berdasarkan kegunaanya. Berikut ini adalah contoh media sosial dilihat dari fungsi atau kegunaanya : (1). Relationship Networks (2). Media Sharing Networks (3). Online Reviews (4). Forum Diskusi (5). Social Publishing Platforms (6). Bookmarking Sites (7). Interest-based networks (8). E-commerce.  Media sosial sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari internet telah menjadi tren baru di masyarakat. Penggunaannya yang begitu masif juga dapat dimanfaatkan dalam mendukung proses pembelajaran. Media sosial memiliki  beberapa kelebihan diantaranya mudah untuk digunakan, membangun hubungan atau relasi, jangkauanya global, dan terukur. Selain e-learning, perguruan tinggi dapat memanfaatkan media untuk sharing materi, diskusi, maupun tanya jawab. Beberapa contoh pemanfaatan media sosial untuk menunjang proses pembelajaran : (1). Tugas Kelompok Menggunakan Grup Facebook; (2). Konferensi Video Kelas Menggunakan Google Hangouts; (3). The Flipped Classroom Menggunakan Youtube; (4). Jaringan Industri Menggunakan LinkelIn; (5) Q & A Menggunakan Twitter / Reddit; (6) Penelitian dan Debat Menggunakan Quora; (7) Pengembangan Kesenian dan Kerajinan Tangan –Pinterest.

Pembuatan bahan terbuka berbasis media sosial dapat menjadi strategi inovatif untuk meningkatkan keterlibatan dan efektivitas pembelajaran di era digital. Berikut ini  beberapa langkah langkahnya:

1. Pilih Platform Media Sosial yang Tepat:

·        Memperhatikan Target Audiens: Sesuaikan platform dengan usia, minat, dan kebiasaan penggunaan media sosial target audiens Anda.

·        Fitur dan Format: Pilih platform yang menawarkan fitur dan format yang sesuai dengan jenis bahan terbuka Anda, seperti video, gambar, teks, atau live streaming.

2. Tentukan Tujuan Pembelajaran:

·        Apa yang ingin Anda capai dengan bahan terbuka ini?

·        Pengetahuan apa yang ingin Anda sampaikan?

·        Keterampilan apa yang ingin Anda kembangkan pada siswa?

3. Pilih Format Konten yang menarik:

·        Gunakan berbagai format konten: Video pendek, infografis, gambar menarik, meme edukatif, kuis interaktif, dan live streaming dapat menarik perhatian dan meningkatkan keterlibatan.

·        Kualitas Konten: Pastikan konten Anda berkualitas tinggi, informatif, akurat, dan relevan dengan target audiens.

·        Gaya Bahasa: Gunakan gaya bahasa yang sesuai dengan platform dan target audiens, hindari bahasa yang terlalu formal atau rumit.

4. Buat Konten yang Interaktif:

·        Ajak audiens untuk berpartisipasi: Berikan pertanyaan, adakan kuis, dan dorong komentar untuk meningkatkan interaksi.

·        Gunakan fitur polling dan voting: Fitur ini memungkinkan audiens untuk terlibat dalam proses pembelajaran dan memberikan umpan balik.

·        Livestreaming: Adakan sesi live streaming untuk membahas materi secara langsung dan menjawab pertanyaan audiens secara real-time.

5. Gunakan Hashtag yang Relevan:

·        Hashtag membantu audiens menemukan konten Anda.

·        Gunakan hashtag yang spesifik dan relevan dengan materi terbuka Anda.

·        Pantau trending hashtag untuk mengikuti topik yang sedang hangat.

6. Promosikan Konten Anda:

·        Bagikan konten Anda di platform media sosial lain.

·        Berkolaborasi dengan influencer atau akun edukasi lainnya.

·        Gunakan iklan media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

7. Evaluasi dan Perbaikan:

·        Pantau performa konten Anda: Lihat berapa banyak orang yang melihat, menyukai, dan berkomentar pada konten Anda.

·        Minta feedback dari audiens: Tanyakan kepada mereka apa yang mereka sukai dan apa yang dapat ditingkatkan.

·        Sesuaikan strategi Anda berdasarkan umpan balik dan data yang Anda kumpulkan.

Tips Tambahan:

·        Gunakan visual yang menarik: Gambar, video, dan infografis dapat membantu menarik perhatian dan membuat konten Anda lebih mudah dipahami.

·        Jaga konsistensi: Posting secara berkala untuk menjaga audiens Anda tetap terlibat.

·        Gunakan humor dan cerita: Cerita dan humor dapat membuat konten Anda lebih menarik dan mudah diingat.

·        Gunakan analisis media sosial: Alat ini dapat membantu Anda melacak kinerja konten Anda dan memahami audiens Anda dengan lebih baik.

Membuat bahan terbuka berbasis media sosial membutuhkan kreativitas dan usaha, namun dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan keterlibatan dan efektivitas pembelajaran. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas dan tips tambahan, Anda dapat membuat konten edukatif yang menarik dan bermanfaat bagi audiens target Anda.

r.      Cara membuat bahan Ajar Berbasis LMS Edmodo

 Salah satu aplikasi yang dapat digunakan pada proses pembelajaran adalah aplikasi Edmodo. Menurut Okmayura et al. (2018), edmodo adalah sebuah situs yang diperuntukkan bagi pendidik untuk membuat kelas virtual. Situs tersebut gratis dan gampang digunakannya selama seorang guru dan murid bisa terhubung dengan internet. Edmodo adalah sebuah jawaban bagi sebuah ruang kelas virtual yang nyaman dan aman, dikarenakan:

1.     Siswa dapat melakukan interaksi dalam pantauan gurunya (bebas cyber crime).

2.     Guru dapat mengunci siswa, dengan demikian ia hanya bisa membaca dan tidak bisa berkomentar pada seisi ‘kelas’ namun tetap ia bisa berkomunikasi langsung dengan gurunya.

3.     Tidak ada orang luar yang bisa masuk dan melihat kelas virtual yang dibuat oleh seorang guru tanpa mendapat kode khusus dari guru yang bersangkutan.

4.     Guru dapat memulai pertanyaan, menaruh foto atau video, menaruh presentasi bahan ajar, yang kesemuanya bebas untuk diunduh oleh siswa dan dikomentari.

5.     Murid bisa kembali kapan saja untuk mengulang materi yang diberikan gurunya, bahkan Pekerjaan Rumah (PR) bisa diberikan melalui Edmodo.

6.     Murid juga bisa mengumpulkan PR nya lewat Edmodo, tinggal mengunggah saja. Edmodo bisa dipadukan dengan situs lain seperti wall wisher, glogster dan lain sebagainya.

7.     Guru bisa menaruh nilai dari pekerjaan siswa sebagai acuan bagi siswa

Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat bahan ajar berbasis LMS Edmodo:

1. Persiapan

·        Membuat akun Edmodo: Jika Anda belum memiliki akun Edmodo, buat akun terlebih dahulu. Anda dapat membuat akun sebagai guru atau siswa.

·        Menentukan topik dan tujuan pembelajaran: Tetapkan topik yang ingin Anda ajarkan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai siswa.

·        Menyiapkan materi pembelajaran: Siapkan materi pembelajaran yang akan Anda bagikan kepada siswa. Materi ini dapat berupa teks, gambar, video, audio, atau file lainnya.

2. Membuat Kelas Edmodo

·        Buat kelas baru: Buka Edmodo dan klik tombol "Buat Kelas Baru".

·        Berikan nama dan deskripsi kelas: Masukkan nama dan deskripsi kelas Anda.

·        Tambahkan siswa: Anda dapat menambahkan siswa ke kelas Anda secara manual atau dengan membagikan kode kelas kepada siswa.

3. Membuat Bahan Ajar

·        Klik tombol "Buat Postingan": Pada halaman kelas Anda, klik tombol "Buat Postingan".

·        Tambahkan judul dan deskripsi: Berikan judul dan deskripsi untuk bahan ajar Anda.

·        Lampirkan materi pembelajaran: Anda dapat melampirkan materi pembelajaran yang telah Anda siapkan sebelumnya.

·        Tambahkan tugas: Anda dapat menambahkan tugas kepada siswa terkait dengan bahan ajar.

·        Publikasikan postingan: Setelah Anda selesai membuat postingan, klik tombol "Publikasikan" untuk membagikannya kepada siswa.

4. Berinteraksi dengan Siswa

·        Berikan komentar: Anda dapat memberikan komentar pada postingan siswa untuk memberikan umpan balik dan dukungan.

·        Adakan diskusi: Anda dapat mengadakan diskusi online dengan siswa untuk membahas materi pembelajaran.

·        Berikan penilaian: Anda dapat memberikan penilaian kepada siswa atas tugas yang mereka kerjakan.

Tips:

·        Gunakan berbagai format media untuk membuat bahan ajar Anda lebih menarik dan interaktif.

·        Berikan tugas yang menantang dan relevan dengan topik pembelajaran.

·        Berikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa.

·        Adakan diskusi online untuk mendorong interaksi antara siswa.

·        Gunakan fitur-fitur Edmodo lainnya untuk meningkatkan pembelajaran, seperti kuis, polling, dan forum

s.      Cara membuat bahan Ajar berbasis Google Classroom

Membuat bahan ajar berbasis Google Classroom melibatkan beberapa langkah penting, mulai dari persiapan materi hingga implementasi dan evaluasi. Berikut adalah langkah-langkahnya:

1.     Mempersiapkan Materi:

o   Tentukan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai.

o   Kumpulkan dan siapkan materi ajar dalam berbagai format seperti teks, gambar, video, dan link sumber daya eksternal.

2.     Membuat Kelas di Google Classroom:

o   Login ke Google Classroom: Akses Google Classroom dan login menggunakan akun Google.

o   Buat Kelas Baru: Klik tanda plus (+) di pojok kanan atas dan pilih "Create class" (Buat kelas). Isi detail kelas seperti nama, bagian, mata pelajaran, dan ruang.

3.     Mengelola Siswa:

Undang Siswa: Di tab "People" (Orang), tambahkan siswa dengan mengirimkan undangan melalui email atau memberikan kode kelas untuk mereka bergabung.

4.     Menambahkan Bahan Ajar:

o   Buat Materi: Di tab "Classwork" (Tugas Kelas), klik "Create" (Buat) dan pilih "Material" (Materi). Tambahkan judul, deskripsi, dan lampirkan file dari Google Drive, link, atau upload file dari komputer.

o   Buat Tugas dan Kuis: Selain materi, Anda juga bisa membuat tugas dan kuis dengan memilih opsi "Assignment" (Tugas) atau "Quiz Assignment" (Tugas Kuis). Ini memungkinkan Anda untuk menilai pemahaman siswa.

5.     Menyusun dan Menyampaikan Materi:

o   Pengaturan Topik: Organisasikan materi dan tugas berdasarkan topik atau minggu untuk memudahkan navigasi siswa.

o   Jadwalkan Materi: Anda bisa menjadwalkan kapan materi atau tugas akan dipublikasikan dengan menggunakan fitur "Schedule" (Jadwalkan).

6.     Interaksi dan Feedback:

o   Diskusi Kelas: Gunakan fitur "Stream" (Aliran) untuk berkomunikasi dengan siswa, menjawab pertanyaan, dan memberikan pengumuman.

o   Memberikan Feedback: Setelah siswa mengumpulkan tugas, Anda bisa memberikan nilai dan feedback langsung di Google Classroom.

7.     Evaluasi dan Monitoring:

o   Melacak Kemajuan: Gunakan tab "Grades" (Nilai) untuk melacak kemajuan siswa dan melihat rekapitulasi nilai mereka.

o   Evaluasi dan Refleksi: Evaluasi efektivitas bahan ajar dan proses pembelajaran secara keseluruhan. Minta feedback dari siswa untuk perbaikan di masa mendatang.


t.       Referensi : 

Bahan Ajar. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 2(2), 311–326. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/nusantara

Hernawan, A. H., Permasih, & Dewi, L. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Depdiknas Jakarta, 1–13. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/194601291981012-PERMASIH/PENGEMBANGAN_BAHAN_AJAR.pdf

Ii, B. A. B. (2014). Pengertian Bahan Ajar Handout. 8–22.

Magdalena, I., Prabandani, R. O., Rini, E. S., Fitriani, M. A., & Putri, A. A. (2020). Analisis Pengembangan Bahan Ajar. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 2(2), 170–187. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/nusantara

Magdalena, I., Sundari, T., Nurkamilah, S., Ayu Amalia, D., & Muhammadiyah Tangerang, U. (2020). Analisis Bahan Ajar. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 2(2), 311–326. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/nusantara

Mutoharoh Tryas. (2022). Pemanfaatan aplikasi youtube untuk media pembelajaran. Jubah Raja (Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajaran), 1(November), 97–102.

Sudiana, R. (2016). Efektifitas penggunaan learning management system berbasis online. 9(2), 201–209.

Wahyuni, S. (2019). Pelatihan penggunaan aplikasi edmodo bagi guru SMP dan SMA smart Indonesia Pekanbaru. Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 69–75. https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i1.2218

Wisman, Sufiyandi, & Fadhli, M. (2021). Pelatihan penggunaan Google Form dan Google Clasroom Bagi Guru SM 8 Kota Bengkulu Sebagai Solusi Pembelajaran Online di tengah Pandemik Covid-19. Abdi Reksa, 2(April 2020), 16–21. www.ejournal.unib.ac.id/index.php/abdireksa

 Yanti, Y. (2019). Makalah Pengembangan Bahan Ajar Fisika. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.




RANGKAIAN KEGIATAN PRODAMART KELOMPOK 3 DI DESA WISATA GROGOL















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model Pembelajaran Pendidikan Vokasi Masa Depan