Teori dan Strategi

Pembelajaran Pendidikan

Teknologi dan Kejuruan

 

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Muchlas, M.T.

Program Studi Pendidikan Guru Vokasi S2

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Ahmad Dahlan

 

TUGAS PORTOFOLIO PRIBADI -4 ( 19 April 2024)

Penyusun : 2308049028_Sri Mulyani

Setelah mengikuti kuliah ini saya mendapatkan pengetahuan tentang :

1.     Landasan Teoritis dan Filosofis Pembelajaran PTK

A.    FILOSOFI PENDIDIKAN

a.  Filosofi pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam suatu pengembangan kurikulum.

b.   Filosofi pendidikan bagi perancang kurikulum merefleksikan pengalaman hidup, pikiran, latar belakang sosial dan ekonomi, pendidikan dan pandangannya tentang manusia.

c.  Salah satu fungsi dari filosofi pendidikan sebagai basis dari langkah awal pengembangan kurikulum.

d.   Pandangan filosofi yang dianut oleh perancang kurikulum sangat mempengaruhi orientasi dan karakter dari kurikulum yang dibangunnya.

e. Terdapat empat aliran utama dalam filosofi pendidikan yakni perennialism, essentialism, progressivism dan reconstructionism

Perennialism

Perennialism menggunakan basis filosofi realism dengan tujuan mendidik orang agar dapat berpikir rasional dan dapat mengolah intelektualitasnya. Pengetahuan merupakan fakta- fakta yang bersifat permanen/abadi, dan berpusat pada studi masa lalu. Guru harus (1) membantu siswa berpikir rasional; (2) berinteraksi menggunakan metode Sokrates dan oral; serta (3) memberikan pengajaran secara eksplisit untuk nilai- nilai tradisional. Kurikulum yang dihasilkan dengan landasan ini memiliki orientasi klasikal, analisis teks, dan konstan.

Essentialism

Essentialism menggunakan basis filosofi idealism dan realism serta bertujuan mendorong pertumbuhan intelektual ke arah tercapainya kompetensi seseorang. Pengetahuan yang disampaikan berupa keterampilan pokok dan hal- hal yang bersifat akademik, serta menekankan pada penguasaan konsep dan prinsip dari materi yang dipelajari. Guru adalah pemegang otoritas dalam bidangnya dan pengajaran nilai-nilai tradisional dilakukan secara eksplisit. Kurikulum yang dihasilkan melalui landasan filosofi ini berorientasi pada pembentukan keterampilan dan pencapaian terhadap pelajaran pokok (bahasa, aritmetika, sains, dan Sejarah).

Progressivism

Progressivism merupakan filosofi dengan dasar pragmatism, yang memiliki tujuan mendorong kehidupan sosial yang demokratis. Pengetahuan yang diperoleh: (1) digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa; (2) merupakan keterampilan proses belajar hidup; dan (3) merupakan hasil dari proses belajar aktif. guru merupakan pemandu dalam penyelesaian masalah dan proses penyelidikan (inkuiri) ilmiah. Kurikulum yang dihasilkan melalui dasar ini, berfokus pada minat siswa, melibatkan urusan dan masalah-masalah manusia, melibatkan pelajaran- pelajaran pokok yang bersifat interdisipliner dan menggunakan proyek sebagai bentuk aktivitas belajar.

Reconstructionism

Reconstructionism adalah filosofi pendidikan dengan dasar pragmatism yang bertujuan memperbaiki dan merekonstruksi masyarakat untuk perubahan dan pembaharuan sosial.

Dalam pandangan filosofi ini, pengetahuan yang diperoleh merupakan keterampilan-keterampilan dan hal-hal yang dibutuhkan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah-masalah yang berkembang di masyarakat. belajar adalah proses aktif yang peduli terhadap masyarakat terkini dan masa depan. Guru adalah agen perubahan dan pembaharuan, bertindak sebagai pengarah dalam proyek-proyek siswa dan sekaligus sebagai leader dalam kegiatan penelitian bersama, membantu siswa membangkitkan kepedulian terhadap problem-problem yang dihadapi manusia. Kurikulum yang dihasilkan melalui landasan ini menekankan pada ilmu sosial dan metode penelitian sosial; penilaian masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik; berpusat pada trend sekarang dan masa depan; serta masalah-masalah rasional dan internasional.

Joyce, Weil & Calhoun (2008: 25) membagi model- model pengajaran kontemporer ke dalam empat kategori yakni pemrosesan informasi, sosial, personal, dan sistem perilaku.

Pemrosesan informasi meliputi: berpikir induktif (inductive thinking), pencapaian konsep (concept attainment), the picture-word inductive model atau PWIM, inkuiri ilmiah (scientific inquiry), pelatihan inkuiri (inquiry training), mnemonics, synectics dan advance organizers, sosial meliputi : (1) pasangan dalam belajar (partner in learning) yang terdiri atas ketergantungan positif (positive interdependence) dan inkuiri terstruktur;     (2) investigasi kelompok; (3) bermain peran; dan (4) inkuiri yurisprudensi. Personal meliputi (1) pengajaran tidak langsung (nondirective teaching), dan (2) peningkatan harga diri (enhancing self-esteem). Sedangkan sistem perilaku meliputi mastery learning, direct instruction, simulation, social learning dan programmed schedule.

Landasan Filosofi Pendidikan Vokasi

Landasan Pendidikan Vokasi : 16-Dalil Prosser

        Dalil 1: Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.

   Dalil 2: Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja.

     Dalil 3: Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri

   Dalil 4: Pendidikan kejuruan akan efektif  jika dapat menjadikan setiap individu mampu mengembangkan minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang paling tinggi.

    Dalil 5: Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya dan yang mendapat untung darinya

     Dalil 6: Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang- ulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.

      Dalil 7: Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan

      Dalil 8: Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut.

        Dalil 9: Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar

   Dalil 10: Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).

        Dalil 11: Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.

       Dalil 12: Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.

    Dalil 13: Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan memang paling efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan

        Dalil 14: Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik tersebut.

       Dalil 15: Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.

    Dalil 16: Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi

 

Teori  Belajar

        BEHAVIORISME: Practice, Reinforcement, Punishment, Active Learning, Shaping, Modeling.

            Behaviorisme menyatakan bahwa belajar secara luas tidak dapat diketahui, yaitu kita tidak mungkin memahami apa yang terjadi di dalam diri seseorang. Gredler (2001) menyatakan behaviorisme mengandung teori-teori yang membentuk tiga assumsi tentang belajar: 1) Tingkah laku yang dapat diamati lebih penting dari pada memahami aktivitas internal. 2) Tingkah laku seharusnya difokuskan pada element- elemen sederhana: stimulus dan respon tertentu. 3) Belajar adalah tentang perubahan tingkah laku

 

   KOGNITIVISME: Discovery learning, Learner Centered, Meaningfullness, Prior Knowledge, Active Learning.

            Kognitivisme Hakekat  belajar  menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktivitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perceptual,  dan  proses  internal.  Kebebasan  dan  keterlibatan  siswa  secara  aktif  dalam  proses  belajaramat diperhitungkan,  agar  belajar  lebih  bermakna  bagi  siswa.  Kelebihan  dan  Kelemahan  Teori  Kognitivisme. Kelebihannya  yaitu:  menjadikan  siswa  lebih  kreatif  dan  mandiri;  membantu  siswa  memahami  bahan  belajar secara  lebih  mudah.  Kekurangannya  yaitu:  teori  tidak  menyeluruh  untuk  semua  tingkat  pendidikan;  sulit  di praktikkan khususnya di tingkat lanjut; beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih  belum  tuntas.

Menurut (Nugroho, 2015:291) ciri-ciri  dari aliran  kognitivistik  yang  dapat  dilihat  adalah  sebagai  berikut:  1).  Mementingkan  apa  yang  ada dalam diri manusia; 2). Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian; 3). Mementingkan peranan  kognitif;  4).  Mementingkan  kondisi  waktu  sekarang;  5).  Mementingkan  pembentukan struktur kognitif.

        KONSTRUKTIVISME: Scaffolding, Zone of Proximal Development, Learning in Social Context

            Konstruktivisme menurut Driscoll (2000) “Constructivism suggests that learners create knowledge as they attempt to understand their experiences”. Yaitu konstruktivisme menyatakan bahwa pebelajar menciptakan pengetahuan saat berusaha memahami pengalaman-pengalamannya. Behaviorisme dan kognitivisme memandang pengetahuan sebagai suatu yang eksternal dan proses belajar sebagai kegiatan internalisasi pengetahuan. Konstruktivisme beranggapan bahwa pebelajar bukanlah bejana yang kosong untuk selanjutnya diisi dengan pengetahuan. Melainkan, pebelajar adalah organisme aktif yang berusaha menciptakan makna. Pebelajar memilih cara belajarnya sendiri.

 

Referensi :

I Nyoman Mardika. 2019. Konektivisme Sebagai Alternatif Teori Belajar Di Abad Digital, Teknologi Pembelajaran Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses melalui https://mardikanyom.tripod.com/Konektivisme.pdf

Siti Rahmah. 2022. Teori Kognitivisme Serta Aplikasinya DalamPembelajaran. MAS Ittihadul Khoiriyah Muara Jambi. Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah ISSN:2829-Nomor 3.

Wicaksono, D., & Suradika, A. (2022). Desain Pembelajaran Berbasis Teori Konektivisme: Kertas Kerja Evaluasi Kurikulum di Prodi Magister Teknologi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Perspektif 2 (1). https://doi.org/10.53947/perspekt.v2i1.537

            Pembahasan 4 Teori Belajar I Behaviorisme Konstruktivisme Kognitivisme Humanisme diakses pada link youtube  : https://youtu.be/6vuI6ZYQe-8?feature=shared


 BIODATA PENULIS

 

 

Nama                          : Sri Mulyani, S.T.

Tempat/tanggal lahir : Sleman, 21 Juni 1974

Alamat                        : Druju, Rt 01 RW 23 Margodadi Seyegan Sleman DIY

Unit Kerja                   : SMK Negeri 2 Depok

Mata Pelajaran            : Kimia Industri

Pendidikan                  : S1 Teknik Kimia Universitas Diponegoro

                                      Proses Magister Pendidikan Guru Vokasi UAD Yogyakarta

Pengalaman Kerja      : Guru SMK Negeri 1 Panjatan Tahun 2007 – 2023

                                      Ketua Program Keahlian Kimia Industri SMK Negeri 1 Panjatan

  Tahun 2008 - 2023

  Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum SMK Negeri 1 Panjatan

  Tahun 2023 – 2024

  Guru SMK Negeri 2 Depok Sleman Tahun 2024 - sekarang


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model Pembelajaran Pendidikan Vokasi Masa Depan